Suroboyo Bus dan TransJakarta: Perbandingan

Suroboyo Bus dan Transjakarta

Perkasa Partner yang tinggal di Surabaya pasti sudah sering melihat Suroboyo Bus berkeliaran di jalanan. Perkasa Partner yang pernah berkunjung maupun sedang berdomisili di Jakarta dalam beberapa tahun terakhir ini juga pasti sudah tidak asing lagi dengan sistem transportasi yang dikenal sebagai TransJakarta. Namun, apa sih persamaan dan perbedaan dari Suroboyo Bus dan TransJakarta? Yuk baca artikel di bawah ini untuk mencari tahu lebih lanjut!

Perbedaan

Cara Pembayaran

Suroboyo Bus memiliki dua cara pembayaran yang cukup unik.  Cara pembayaran pertama adalah dengan menyerahkan sampah langsung kepada petugas Suroboyo Bus setiap kali menaiki bus. Dengan menukarkan 5 botol plastik ukuran tanggung, 3 botol besar, 10 gelas air mineral, kantong plastik atau kemasan plastik, penumpang dapat berkeliling Surabaya selama 2 jam secara gratis. Cara pembayaran dengan sampah plastik ditujukan untuk mengurangi keberadaan sampah plastik di lingkungan masyarakat. Sebab, sampah plastik merupakan permasalahan yang cukup serius dalam lingkungan. Sampah plastik yang terkumpul dari penumpang Suroboyo Bus akan disetorkan ke Bank Sampah. Selanjutnya, Bank Sampah akan memilah sampah-sampah sesuai jenisnya dan menjualnya untuk keperluan daur ulang.

Cara pembayaran kedua yang dimiliki oleh Suroboyo bus adalah dengan menggunakan kartu setor sampah. Satu Stiker Kartu Setor Sampah sama dengan 1 tiket bus dan berlaku untuk 2 jam perjalanan. Kartu Setor Sampah ini hanya bisa didapatkan di Terminal Purabaya atau Halte Rajawali.

Berbeda dengan Suroboyo Bus, TransJakarta menerapkan sistem e-ticketing untuk menggantikan fungsi uang tunai bagi para penumpang, dan tidak bisa gratis. Penumpang juga bisa membayar menggunakan kode QR LinkAja untuk naik TransJakarta. Hal ini bertujuan agar rakyat Indonesia dapat terbiasa bertransaksi secara digital atau cashless.

Warna Kursi

Suroboyo Bus memilki warna bangku yang berbeda yang bertujuan untuk memisahkan antara penumpang laki-laki dan perempuan. Kursi yang ada di bagian depan berwarna merah muda untuk perempuan dan kursi yang ada di bagian belakang berwarna oranye untuk laki-laki.

TransJakarta, di sisi lain, memiliki warna kursi yang sama untuk penumpang laki-laki dan perempuan, hanya saja dipisahkan dengan pintu masuk yang mengartikan bagian belakang diisi untuk pria dan bagian depan diisi untuk perempuan.

Fitur Tombol

Suroboyo Bus menyediakan tombol khusus di dekat pintu masuk bus. Jika dipencet, asisten pengemudi akan membantu penyandang difabel untuk masuk ke dalam bus. Namun, TransJakarta tidak memiliki fitur ini.

Kapasitas

Suroboyo Bus mampu menampung penumpang sebanyak 67 orang dan ditambah penumpang yang berdiri. Sedangkan TransJakarta dapat menampung penumpang sebanyak 73 penumpang ditambah dengan penumpang yang berdiri.

Rute atau Jalur

Suroboyo Bus sudah terintegrasi dengan sistem pengaturan lalu lintas jalanan, sehingga lampu lalu lintas akan secara otomatis berubah menjadi hijau bila bus ini melintas. Namun, TransJakarta masih harus mengikuti peraturan lalu lintas dengan tetap berhenti apabila lampu merah muncul.

Tetapi, TransJakarta mempunyai sebuah jalur khusus, dan Suroboyo Bus tidak memilikinya. Tujuan dari jalur khusus ini adalah supaya bus TransJakarta dapat berjalan dengan lancar tanpa adanya mobil atau sepeda motor. Selain TransJakarta sendiri, kendaraan yang boleh menggunakan jalur ini adalah ambulans, mobil pemadam kebakaran, dan mobil dinas berpelat RI.

Persamaan

Bagian Dari Proyek Pemerintah

Seperti yang sudah kami ketahui, Suroboyo Bus dan TransJakarta sama-sama merupakan bagian dari proyek pemerintah. Suroboyo Bus sendiri pertama kali didirikan pada tahun 2018 lalu, oleh Tri Rismaharini, yang pada waktu itu merupakan Wali Kota Surabaya. Sedangkan TransJakarta sendiri pertama kali didirikan pada tahun 2004, dan proyek ini merupakan ide dari Sutiyoso, yang merupakan Gubernur DKI Jakarta pada saat itu.

Handle

Suroboyo Bus dan TransJakarta telah dilengkapi dengan handle untuk pegangan para penumpang. Fasilitas ini sangat berguna terutama bagi para penumpang yang berdiri agar tidak kehilangan keseimbangan saat mengendarai bis.

Materi Pembuatan

Walaupun kedua bis ini memiliki tampilan luar serta beberapa fitur yang berbeda, namun bahan dasar yang digunakan untuk membangun kedua bis ini sebenarnya sama. Menurut Chrystianto Sutardi, manager marketing dari PT Rahayu Santosa atau salah satu perusahaan karoseri di Indonesia, komponen utama dari bus adalah besi plat. Setiap merakit bus, pada tahap awal, besi plat dan besi-besi lainnya akan dipotong-potong sesuai dengan kebutuhan dan desain yang digunakan pada rangkaian bus. Desain-desain bodi luar ini biasanya sudah disediakan oleh perusahaan karoseri. Setelah dipotong, besi plat dan produk besi lainnya tersebut kemudian dirakit menjadi pintu, tangga, flooring, tutup mesin dan keseluruhan rangkaian. Jenis besi plat yang biasanya digunakan untuk pembuatan flooring dan tangga adalah besi plat jenis bordes atau plat kembang. Hal ini dikarenakan permukaan berbentuk kembang ini dapat mengurangi resiko tergelincir.

Baca juga: Kenali Berbagai Jenis Besi Plat Serta Fungsinya

Bagaimana Perkasa Partner, sudah paham dengan perbedaan dan persamaan antara Suroboyo Bus dengan TransJakarta? Bila Anda tertarik dengan produk plat besi yang biasa digunakan dalam kedua bis teresebut, jangan ragu untuk menghubungi tim kami ya untuk mendapatkan penawaran terbaik!

Bagikan sekarang