Krisis Ekonomi China | 2 Strategi Jenius Ubah Rugi Industri Baja Jadi Laba

Ekonomi china

Tahukah Anda bahwa pada satu titik di tahun 2024, antara 40% hingga 75% pabrik di China beroperasi dalam kerugian? Ini adalah fakta yang mencengangkan, tetapi solusi mereka untuk mengatasinya jauh lebih gila lagi. Krisis yang melanda ekonomi China ini telah bermetamorfosis menjadi sebuah strategi global yang sangat jenius.  

Krisis ini tidak hanya berdampak pada mereka, tetapi juga secara langsung membentuk ulang lanskap industri di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Mari kita bedah bagaimana China mengubah kerugian besar di industri baja menjadi keuntungan miliaran dolar, dan apa pelajaran yang bisa kita ambil.

Apa Akar Masalahnya?

Selama beberapa dekade, China menjalankan ambisi luar biasa dalam pembangunan infrastruktur. Fokus utamanya adalah industri baja. Pada tahun 2024, China memproduksi 1,005 miliar ton baja, angka yang luar biasa besar yang setara dengan lebih dari separuh total produksi baja dunia.  

Masalahnya, permintaan dari dalam negeri mereka sendiri runtuh.

Penyebab utamanya adalah krisis properti yang parah. Sektor properti, yang sebelumnya menjadi pilar penyumbang 25-30% PDB China, kini telah meledak menjadi gelembung utang raksasa. Masyarakat kehilangan kepercayaan dan takut untuk membeli properti.  

Akibatnya?

  • Permintaan baja domestik China diproyeksikan turun 4,4%.  
  • Harga baja domestik anjlok lebih dari 20%.  
  • Stok baja menumpuk di gudang.
  • Seperti disebut di awal, antara 40% hingga 75% produsen baja di China merugi.  

Menghadapi situasi ini, China mengambil solusi genius pertama: membuang kelebihan produksinya ke luar negeri.

Solusi Genius 1: Tsunami Ekspor dan Tembok Kebijakan Anti Dumping

Dari sinilah gelombang besar “tsunami baja Tiongkok” bergerak. China secara masif mengekspor kelebihan baja mereka untuk mengosongkan gudang dan menjaga pabrik tetap beroperasi. Skalanya masif: ekspor baja China mencapai rekor tertinggi 110,72 juta ton pada tahun 2024.  

Kawasan Asia menjadi target utama:

  • ASEAN: Lima negara ASEAN (termasuk Indonesia) menyerap 26% dari total ekspor baja China.  
  • India: Mengimpor 1,7 juta ton baja dari China hanya dalam tujuh bulan pertama tahun fiskal 2024-2025.  

Di permukaan, ini terlihat seperti kabar baik: material murah. Tapi sebetulnya, ini adalah kiamat bagi produsen lokal.

Produsen lokal di Indonesia kesulitan bersaing. Asosiasi Industri Besi Baja Indonesia (IISIA) dan Komite Anti Dumping Indonesia (KADI) telah memperingatkan bahwa praktik ini adalah “ancaman besar” yang dapat menyebabkan kerugian bagi industri dalam negeri. Banjir baja impor ini menekan harga besi beton lokal hingga ke level yang tidak wajar.  

Hal ini yang membuat pemerintah di seluruh Asia bereaksi. Sepanjang tahun 2024, tercatat 94 kasus kebijakan anti dumping baru yang menargetkan produk baja China secara global. Tembok proteksi ini berhasil menyulitkan China, yang memicu mereka memainkan solusi genius kedua.

besi beton sni

Solusi Genius 2: Strategi “Industri Kuda Troya” di ASEAN

Jika dilarang menjual produk ke negara-negara Asia, China menemukan cara lain: menanamkan modal dan membangun pabrik di negara-negara tersebut.

Inilah yang disebut strategi industri kuda troya. Tujuannya adalah untuk menghindari tarif anti-dumping. Hasil produknya tidak lagi berlabel “Made in China”, melainkan “Made in Indonesia” atau “Made in Vietnam”, sehingga lolos dari jerat tarif.  

Data OECD mengkonfirmasi ini: ASEAN menerima 82,1% dari total investasi baja lintas batas China.  

Contohnya di Indonesia sudah sangat nyata:

  1. Industri Baja: Raksasa baja China, Delong Group, mengalokasikan 500 hektar lahan dari Krakatau Steel untuk membangun pabrik baru berkapasitas 3 juta ton/tahun. Tsingshan Group, produsen stainless steel terbesar dunia, juga membangun pabrik 2 juta ton di Morowali.  
  2. Efek Ganda (EV & Baterai): Investasi ini juga mendukung industri hilir China lainnya. Raksasa baterai CATL memimpin investasi senilai hampir USD 6 miliar di Indonesia untuk membangun rantai pasok penuh (dari tambang nikel, pemrosesan, hingga pabrik baterai). Produsen mobil Chery juga menginvestasikan IDR 5,2 triliun untuk menjadikan Indonesia basis produksi EV mereka di ASEAN.  

Ini menciptakan rantai pasok manufaktur terintegrasi baru. Seorang pemain besi lokal kini menjadi bagian dari ekosistem raksasa yang dirancang, didanai, dan dikendalikan oleh kepentingan ekonomi China.

Hasilnya: Membalik Kerugian 40% Menjadi Laba 96 Miliar Yuan

Apa yang didapat ekonomi China dari dua solusi genius ini? Sebuah pembalikan keadaan yang luar biasa.

Data dari China Iron and Steel Association (CISA) untuk periode sembilan bulan (Jan-Sep) 2025 menunjukkan:

  • Industri baja China mencatatkan laba bersih 96 miliar yuan.  
  • Ini adalah lonjakan 190% (hampir 2x lipat) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.  

Yang lebih gila, laba ini diraih meskipun pendapatan operasional mereka sebenarnya turun 2,36%. Kuncinya adalah efisiensi biaya (biaya operasional turun 3,88% ) dan keberhasilan “Tsunami Baja” (ekspor naik 9,2% di periode yang sama ).  

Dua langkah gila, hasilnya luar biasa. Ekonomi China telah memainkan dua kartu pamungkasnya dengan sempurna.

  1. Tsunami Ekspor: Membanjiri dunia dengan baja murah untuk mengosongkan stok (Fase 1).
  2. Industri Kuda Troya: Memindahkan pabrik mereka ke ASEAN untuk menghindari kebijakan anti dumping dan membangun rantai pasok baru (Fase 2).

Hasilnya? Pabrik-pabrik “Made in China” bermetamorfosis menjadi “Made in ASEAN”, dan kerugian besar berubah menjadi laba 96 miliar yuan. Inilah cara China mengubah krisis domestik menjadi strategi ekspansi global.

Memahami dinamika pasar yang kompleks ini adalah kunci bagi para pelaku industri dan konstruksi di Indonesia. Dalam lanskap yang kompetitif di mana pasokan global dapat berubah drastis, memiliki mitra distributor yang stabil dan tepercaya sangatlah vital.

Untuk memastikan proyek Anda didukung oleh material baja berkualitas SNI yang siap menghadapi tantangan pasar, percayakan kebutuhan besi Anda kepada distributor besi SMS Perkasa.

besi
Bagikan sekarang