Tantangan Dari Masuknya Baja Paduan China Ke Indonesia
Terkait Kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengenai penandatanganan aturan pengenaan bea masuk 25% untuk impor baja dan 10% untuk alumnium. Dilansir dari Reuters, Trump menyebut upaya dumping yang dilakukan berbagai negara eksportir baja dan aluminium terhadap AS sebagai “serangan terhadap negara kita”. Ia berkeras bahwa solusi terbaik bagi perusahaan-perusahaan itu adalah dengan membangun pabrik baja di AS dan mengatakan produksi domestik diperlukan karena alasan keamanan nasional. “Jika Anda tidak mau membayar pajak, bangun pabrik Anda di AS,” ujarnya dalam sebuah konferensi pers. Salah satu faktor pemicunya kebijakan ini adalah AS sendiri dibuat gerah dengan serbuan baja China.
Saat kebijakan di jalankan, ekpor china ke AS menjadi sedikit. Sementara, China yang kesulitan menembus AS bakal mencari tempat lain untuk menjual bajanya. Sehingga China mencari pasar lain salah satunya ke Indonesia, dengan gempuran baja dari China ke Indonesia. Direktur Eksekutif Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) Hidayat Triseputro mengatakan, gempuran baja murah sebenarnya menjadi kekhawatiran para pengusaha sejak 5 tahun terakhir.
Bagaimana dampaknya bagi Indonesia?
Kebijakan AS itu dikhawatirkan akan membuat China mengalihkan produk baja paduan ke Asia terutama Indonesia sebagai pasar pengganti AS. Menurut Direktur Logistik dan Pengembangan Usaha Krakatau Steel Ogi Rulino, yang perlu dikhawatirkan ialah saling balas antara AS dan China. Dia menuturkan, selama ini Indonesia banyak mengekspor komoditas ke China, kebijakan ini tidak hanya menghadang AS namun juga negara-negara lain. “Indonesia kan masih banyak komoditas diekspor ke China. Pada saat China lakukan tidak hanya AS, dan sekutu AS dan berlanjut ke lain, akan ada demand yang berkurang. Kalau baja kita tidak begitu khawatir,” sambungnya.
Tak hanya itu, yang perlu dikhawatirkan ialah masuknya baja yang dimanipulasi menjadi baja paduan. Baja paduan merupakan baja yang belum bisa diproduksi di Indonesia.
Biasanya baja ini digunakan untuk rel dan alat berat. Baja ini terbebas dari bea masuk saat masuk ke Indonesia. “Yang kita takutin circumvention, saat China impor baja ke Indonesia mereka pakai baja paduan, yang harusnya bayar bea masuk nggak mereka bayar,” Kondisi tersebut tentu akan merugikan negara karena baja paduan yang biasa digunakan untuk rel dan alat berat itu terbebas dari bea masuk. Belum lagi kenyataan bahwa produk tersebut belum bisa diproduksi di Indonesia.
Baca juga: Prediksi Harga Besi 2024: Industri Konstruksi Wajib Tau!
Direktur Pemasaran Krakatau Steel Purwono Widodo mengatakan ada banyak tantangan yang mungkin dihadapi perseroan pada tahun ini, salah satunya mewaspadai dampak dari pengenaan bea masuk baja dan aluminium oleh Amerika yang berpengaruh pada kemungkinan membanjirnya produk baja China ke Asia terutama Indonesia. “Kami berharap pemerintah bisa mengambil tindakan dan melindungi baja lokal dari perdagangan tidak adil itu. Salah satu bentuk perlindungan itu dengan menegakkan aturan-aturan peningkatan penggunaan produksi dalam negeri (P3DN) dan prasyarat tingkat komponen dalam negeri (TKDN),”.
Sebagai toko besi baja di Indonesia, tantangan dari pasar global yang dihadapi oleh SMS Perkasa, tidak menjadikan alasan untuk lengah dalam kualitas. SMS Perkasa selalu memberikan jaminan ukuran dan toleransi yang pasti pada setiap produk kami. Team Quality Control kami akan melakukan pengukuran dengan alat ukur yang tepat dan akurat untuk setiap produk yang akan Anda beli. Oleh karena itu, jangan ragu untuk menghubungi sales representatif kami agar Anda dapat lebih mengetahui produk dan layanan kami.
Baca Juga: Besi Beton SNI: Memahami Kualifikasi BSN Beserta Fungsinya