Kerja Sama RI-Ceko, Rencana Ekspor Produksi Baja Nasional ke Ceko
Saat ini, pemerintah RI tengah memacu pertumbuhan ekonomi nasional dengan menggenjot sektor industri manufaktur. Industri baja menjadi salah satu yang diandalkan. Industri ini dikategorikan sebagai sektor induk atau mother of industry. Karena baja merupakan bahan baku utama yang diperlukan bagi kegiatan manufaktur di sektor lainnya. Oleh karena itu, Kemenperin mengakselerasi pembangunan klaster industri baja di Batulicin, Kalimantan Selatan, dengan target produksi mencapai 6 juta ton baja per tahun. Selanjutnya, klaster industri baja di Cilegon, Banten, dengan target produksi sebesar 10 juta ton baja tahun 2025. Serta klaster di Morowali, Sulawesi Tengah yang akan memproduksi stainless steel hingga 3,5 juta ton pada 2020. Menperin Airlangga Hartarto memberikan cendera mata kepada Wakil Menteri Luar Negeri Ceko Martin Tlapa
RI sebagai Mitra Penting bagi Ceko
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto melakukan kunjungan kerja ke Republik Ceko. Menurut Airlangga, ada beberapa hal yang dibicarakan dalam kunjungan ke Ceko. Salah satunya, kerja sama bilateral untuk penguatan industri pertahanan. Kemudian soal rencana ekspor baja produksi Indonesia ke Ceko. Ceko merupakan mitra dagang Indonesia terbesar keempat di kawasan Eropa Tengah dan Timur setelah Rusia, Ukraina dan Polandia. Selama 2010-2015, total nilai investasi Ceko di Indonesia mencapai USD 34,35 juta. Sedangkan, pada periode 2016-2017, investasi Ceko di sektor manufaktur mencapai USD 499,5 ribu untuk tiga proyek. Tiga proyek tersebut meliputi industri logam dasar, barang logam, serta mesin dan elektronik. “Pengembangan di industri pertahanan dapat memacu sektor terkait lainnya. Seperti industri komponen, industri baja dari hulu sampai hilir termasuk stainless steel yang akan terserap dalam proses produksi,” kata Airlangga.
Kata Airlangga, Ceko memandang RI mitra yang penting karena letaknya sangat strategis dengan jumlah penduduk besar sehingga sangat berperan dalam menjaga stabilitas dan keamanan di kawasan Asia Tenggara khususnya, dan Asia Pasifik pada umumnya. “Di samping itu, Ceko melihat Indonesia berperan aktif dalam kerjasama regional seperti ASEAN, APEC dan ASEM,” ia menjelaskan. “Dengan produksi industri baja nasional saat ini mencapai 8 juta ton per tahun, Indonesia ada di peringkat ke-6 di Asia sebagai produsen baja kasar,” ujar Airlangga.
Baca juga: Kondisi Industri Besi: Sekarang dan Mendatang
Implikasi Ekspor ke Ceko
Apabila produksi industri baja nasional ini diekspor ke Ceko dan beberapa negara Eropa lain, tentunya akan membuka banyak lapangan pekerjaan baru di Indonesia. Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terus meningkat. Bukan hanya itu Airlangga juga mengatakan “Potensi kerja sama industri kedua negara yang masih berpeluang untuk dikembangkan, di antaranya adalah industri pertahanan, gelas, keramik, pembangkit listrik tenaga air, serta pesawat terbang (komponen dan MRO). Di samping itu, kedua negara sepakat untuk menjadikan masing-masing negara sebagai gerbang masuknya produk dan investasi. “Indonesia ingin Ceko juga sebagai gerbang untuk pasar Uni Eropa, sementara Ceko ingin Indonesia sebagai gerbang pasar ke Asean,”
Pemerintah Indonesia saat ini sedang menggalakan program peningkatan perekonomian dalam negeri dengan cara pembangunan infrastruktur pada berbagai Indusri salah satunya industri perdagangan dan industry baja. Perusahaan kami PT. Sumber Makmur Surya Perkasa yang biasa disebut dengan SMS Perkasa dan berpusat di Surabaya, merupakan salah satu perusahaan yang bergerak sebagai penyedia besi baja di Indonesia. SMS Perkasa tumbuh menjadi salah satu perusahaan yang terlibat aktif memberi dukungan dan solusi terbaik untuk semua kebutuhan besi baja Indonesia. Dengan adanya kerjasama bilateral tersebut semakin meningkatkan daya saing kami di sector industri besi baja di Indonesia.
SMS Perkasa selalu memberikan jaminan ukuran dan toleransi yang pasti pada setiap produk kami. Oleh karena itu, jangan ragu untuk menghubungi sales representatif kami agar Anda dapat lebih mengetahui produk dan layanan kami.
Baca Juga: Menilik Kondisi Pasar Besi ASEAN