Konstruksi Meledak, Permintaan Baja Indonesia Naik

Permintaan Baja Indonesia pada Sektor Konstruksi

Setelah kemarin kami merangkum permintaan baja ASEAN-6, termasuk Indonesia; kini bagaimana dengan perkiraan permintaan baja di tahun-tahun ke depan?

Meski Presiden Jokowi telah menyatakan bahwa dalam lima tahun ke depan bahwa Indonesia akan berfokus pada peningkatan investasi, namun nyatanya sektor konstruksi Indonesia masih aktif berkembang. Informasi yang dirilis oleh Platts memperkirakan bahwa di tahun 2024, permintaan baja Indonesia akan meningkat sebanyak 50,3% dibandingkan dengan tahun 2018. Hal ini berarti, konsumsi baja akan mengalami kenaikan dari 15,1 juta metrik ton menjadi 22,7 juta metrik ton. Angka-angka ini paling banyak dipengaruhi oleh sektor konstruksi dan otomotif. Wah, cukup banyak, bukan?

Permintaan Baja Indonesia pada Sektor Konstruksi

Sektor konstruksi sendiri turut berkontribusi sekitar 78% dari permintaan baja Indonesia setiap tahunnya. Sebanyak 40% permintaan baja digunakan untuk pekerjaan infrastruktur, sedangkan 38% lainnya digunakan untuk pekerjaan non-infrastruktur. Dengan angka sebesar itu, tentu saja sektor ini menjadi sektor yang mendominasi permintaan baja.

Di tahun 2020, sektor konstruksi juga diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang baik, sekitar 5,72%. Sedangkan konsumsi baja domestik akan meningkat sebanyak 7%, terutama untuk produk-produk baja panjang yang digunakan untuk pembangunan infrastruktur. Pertumbuhan-pertumbuhan ini nyatanya berada di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia pada periode yang sama, sekitar 5,3% – 5,6%.

Sekertaris Jendral SEAISI, Yeoh Wee Jin, menyatakan bahwa tahun 2020 merupakan kelanjutan dari pembangunan infrastruktur yang telah dilakukan untuk mendukung ekspansi ekonomi dan pertumbuhan eksklusif di Indonesia. Pernyataan ini juga didukung oleh naiknya anggaran infrastruktur Indonesia yang diperkirakan mencapai 419,2 triliun rupiah di tahun 2020. Sedangkan di tahun 2019, anggaran infrastruktur hanya sebesar 399,7 triliun. Lembaga Pengembangan Ekonomi dan Proyeksi Keuangan bahkan memproyeksikan anggaran infrastruktur Indonesia akan berada di angka 530,7 triliun rupiah pada tahun 2024.

Sektor Otomotif Juga Meningkat

Selain sektor konstruksi, sektor otomotif Indonesia juga digadang-gadang akan mengalami peningkatan permintaan baja. Hal ini dikarenakan banyaknya produsen dunia yang kembali membuka pabrik atau meperluas kapasitas produksi di Indonesia. Negara ini memang merupakan pasar mobil terbesar di ASEAN dengan penjualan kendaraan tahunan mencapai 1,15 juta unit pada tahun 2018.

Hyundai Motor Co milik Korea Selatan contohnya, perusahaan ini telah menandatangani nota kesepahaman dengan pemerintah Indonesia pada 26 November lalu untuk membangun pabrik senilai $1,55 miliar di Kota Deltamas, sebelah timur Jakarta. Pabrik ini akan beroperasi secara komersial di paruh kedua tahun 2021 dengan kapasitas awal produksi sekitar 150.000 unit/tahun dan diharapkan meningkat menjadi 250.000 unit/tahun. Dengan begitu, permintaan baja Indonesia tentunya masih akan menjanjikan di tahun-tahun mendatang.

Nah, bagaimana? Siap berbisnis di industri besi baja? Pelajari dulu produk besi baja di industri ini biar makin mantap!

Bagikan sekarang