Analisa Pasar: Pasar Baja Turki Melemah
Marjin Baja Turki Melemah
Pada bulan ini, produsen baja Turki harus berlapang dada melihat marjin mereka yang bergerak ke sumbu negatif. Padahal terhitung sejak kuartal akhir 2018, para produsen Turki telah berusaha menaikkan penawaran untuk melindungi marjin mereka. Memang terdapat kenaikan tajam dalam penawaran ekspor pada bulan Februari lalu dan cukup memperbaiki runyamnya situasi, namun sayangnya marjin kembali turun di bulan ini. Kenapa? Produsen Turki harus terpaksa menurunkan penawaran rebar mereka karena permintaan cenderung kecil dan harga scrap cenderung naik. Sedangkan di kawasan Asia Tenggara, harga Turki dipandang tidak kompetitif meski harga ekspornya masih dibawah harga rebar ekspor dari Cina. Hal ini disebabkan oleh pertimbangan perkiraan biaya pengiriman yang tinggi sekitar $USD60 untuk mencapai Singapura, sedangkan dari Cina ke Singapura hanya seharga $USD20. Selain itu payung perdagangan bebas antara Cina dengan negara-negara ASEAN juga menjadi salah satu alasannya. Sehingga produsen baja Cina lebih mudah menguasai pasar ASEAN dibanding dengan produsen baja Turki.
Lemahnya Lira Memengaruhi Industri Baja
Dalam industri besi baja, daya saing di pasar ekspor memang sangatlah penting. Negara seperti Turki adalah salah satu contoh negara yang harus tergantung pada penjualan asing mereka. Jika pada semester akhir tahun 2017 dan semester awal 2018, produsen baja Turki masih diuntungkan dengan permintaan domestik yang kuat, kondisi kali ini adalah kebalikannya. Salah satu keadaan yang memicu kondisi ini adalah krisis melemahnya Lira di tahun 2018 yang berdampak pada turunnya aktivitas konstruksi dan anjloknya permintaan baja di Turki pada semester kedua tahun 2018. Diperkirakan penurunan ini mencapai angka 12,8%, cukup besar kan? Akhirnya, mau tidak mau Turki harus mengalihkan pasokan bajanya ke pasar ekspor. Oleh sebab itu, ekspor long product Turki di tahun 2018 melonjak mencapai 15,1%, sedangkan di kuartal akhir melonjak hingga 50,7%.
Potensi Pasar Baja di Timur Tengah
Meski presensi Turki di Asia Tenggara tidak begitu baik, ekspor Turki ke negara-negara Timur Tengah menjadi lebih populer karena kurangnya pasokan billet disana. Hal ini disebabkan oleh sanksi AS terhadap Iran yang menyebabkan UEA dan Arab Saudi menolak billet dari Iran. Mereka lebih memilih membeli billet-billet asal Commonwealth of Independent States (CIS) dan Turki. Meski ada alternatif lain seperti billet dari negara-negara seperti Bahrain dan Oman yang lebih murah, billet-billet tersebut dianggap memiliki kualitas yang lebih rendah. Sebelum diberlakukannya saksi tersebut, harga billet impor dari UEA rata-rata $USD20 di bawah harga billet impor dari Turki. Namun setelah sanksi diberlakukan, harga billet impor UEA rata-rata $USD28 di atas harga impor Turki. Well, billet Turki bisa menjadi opsi yang bagus mengingat biaya pengiriman rendah antara kedua negara.
Ikuti terus update analisa pasar besi baja di seluruh dunia hanya di SMS Perkasa. Sedang ada kebutuhan besi? Hubungi sales SMS Perkasa untuk mendapatkan penawaran harga terbaik dari kami!