Menuju Kuartal Kedua: Pasar Baja di Asia
Masih ingat ulasan kami minggu lalu soal pasar Cina yang kebanjiran pasokan baja? Sayangnya disaat yang sama, permintaan baja di Cina tidak membantu terserapnya pasokan baja yang ada di pasaran. Lalu bagaimana dengan kondisi pasar baja Asia?
Permintaan Baja Asia Tenggara
Beruntunglah Cina memiliki letak geografis yang berdekatan dengan negara-negara di Asia Tenggara. Karenanya, Cina belum kehilangan antusias pasar mengingat aktifnya pasar baja Asia Tenggara saat ini. Hal yang sama juga dirasakan oleh Jepang yang mengalami kenaikan permintaan dari pasar baja Asia Tenggara. Kondisi ini akhirnya membantu Jepang untuk menaikkan harga ekspor mereka. Sebagai contohnya adalah produk cold-rolled-coil atau CRC yang mengalami kenaikan $USD40 per ton, sedangkan hot-dipped-galvanized atau HDG mengalami kenaikan harga sebanyak $USD10 per ton. Indonesia dan India merupakan salah satu negara memiliki permintaan yang cukup tinggi atas baja Jepang.
Penawaran Baja Indonesia
Di tahun 2018, Indonesia mengimpor scrap sebanyak 2,4 juta ton. Angka ini naik sebanyak 28,7% tahun ke tahun jika dibandingkan impor scrap pada tahun 2017 yang hanya berjumlah 1,85 juta ton. Sedangkan impor HRC dan plat justru mengalami penurunan sebanyak 20,9% dari 1,73 ton menjadi 1,6 ton masing-masing di tahun 2017 dan tahun 2018. Kenaikan impor juga terjadi pada produk CRC dan HDG dengan masing-masing kenaikan adalah 24,1% dan 25,2% di tahun 2018. Pada long product, Indonesia juga mengimpor billet, rebar, dan section. Billet mengalami kenaikan jumlah impor sebanyak 24,5%, sedangkan section mengalami kenaikan hampir dua kali lipat sebanyak 95,8%.
Pasar Baja India
Produksi baja mentah di India naik hingga 0.1% pada dua bulan pertama di tahun ini hingga mencapai angka 17.92 juta ton. Hal ini linier dengan sikap India yang mengurangi ekspor baja mereka secara signifikan dari tahun lalu, terutama pada produk HRC dan plat masing-masing 44,7% dan 46,9%. Meski begitu produksi kendaraan bermotor di India juga turut mengalami penurunan sebanyak 2.2% di dua bulan pertama tahun ini jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu. Untungnya, produsen-produsen baja India berhasil menggenjot harga mereka di akhir Maret kemarin. Tercatat HRC mengalami kenaikan harga sebanyak 1000 rupee per ton. Mengingat rupee menguat atas dollar, maka nilai ini setara dengan $USD35 per tonnya. Bravo!
Ikuti terus ulasan kami soal pasar besi baja di blog.smsperkasa.com!
Butuh besi? Cek katalog produk kami atau hubungi sales kami.