Mengenali Kepemimpinan Efektif
Perkasa Partner, kali ini kami akan mengulas tentang kepempimpinan. Salah satu kutipan menarik dari Rosalynn Carter, “seorang pemimpin biasa membawa orang lain ke tempat yang ingin mereka tuju”. Seorang pemimpin yang luar biasa membawa para pendukung ke tempat yang mungkin tidak ingin mereka tuju, tetapi yang harus mereka tuju. Seorang pemimpin yang efektif adalah yang tidak hanya bekerja sendiri tanpa melibatkan siapapun, melainkan mampu memanfaatkan berbagai potensi yang mengelilinginya. Kepemimpinan efektif bukan sekedar pusat kedudukan atau kekuatan akan tetapi merupakan interaksi aktif antar komponen yang efektif. Yuk simak tipe-tipe kepemimpinan yang efektif.
Tipe & Gaya Kepemimpinan
Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan dan kelebihan disatu bidang. Sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa tujuan. Dibawah ini beberapa tipe dan gaya kepemimpinan.
Kharismatik. Tipe ini mempunyai daya tarik dan pembawaan yg luar biasa, sehingga mereka mempunyai pengikut yang jumlahnya besar. Kesetiaan dan kepatuhan pengikutnya timbul dari kepercayaan terhadap pemimpin itu. Pemimpin dianggap mempunyai kemampuan yang diperoleh dari kekuatan Yang Maha Kuasa.
Paternalistik, memiliki sifat–sifat antara lain:
- Menganggap bawahannya belum dewasa
- Bersikap terlalu melindungi
- Jarang memberi kesempatan bawahan untuk mengambil keputusan
- Selalu bersikap maha tau dan maha benar
Otoriter, mempunyai sifat sebagai berikut:
- Pemimpin bertindak sebagai diktator
- Cara menggerakan bawahan dengan paksaan dan ancaman
Militeristik, mempunyai sifat sebagai berikut:
- Menuntut kedisiplinan yg keras dan kaku
- Lebih banyak menggunakan system perintah
- Formalitas yg berlebih-lebihan
- Tidak menerima saran dan kritik dari bawahan
- Sifat komunikasi hanya sepihak
Demokrasi. Tipe ini mengutamakan masalah kerja sama sehingga terdapat koordinasi pekerjaan dari semua bawahan. Kepemimpinan demokrasi menghadapi potensi sikap individu, mau mendengarkan saran dan kritik yang sifatnya membangun. Jadi pemimpin menitik beratkan pada aktivitas setiap anggota kelompok, sehingga semua unsur organisasi dilibatkan dalam aktivitas, yang dimulai penetuan tujuan, pembuatan rencana keputusan dan disiplin.
Pentingnya Kepemimpinan Yang Efektif
Pemimpin dalam menjalankan perannya sebagai secara pribadi, dituntut untuk memiliki mentalitas yang bagus dan kematangan emosi yang mantap. Hal tersebut diperlukan karena dalam menjalankan peran sebagai pemimpin akan berhadapan dengan manusia dan antar manusia serta dengan berbagai macam latar belakang baik tingkat pendidikan atau ilmu pengetahuan, kepribadian, tingkat emosi yang berbeda-beda. Dalam kepemimpinan banyak teknik yang dapat dikembangkan, tetapi sesuai dengan tingkat perkembangan masyarakat kita dewasa ini, yang masih berorientasi ke atas, maka teknik kepemimpinan dengan pemberian suri tauladan merupakan teknik yang sangat cocok. Lain daripada itu perlu juga dikembangkan gaya kepemimpinan motivasi yang positif dengan memberikan penghargaan kepada yang berhasil, bersamaan dengan gaya partisipasif atau gaya demokratis dengan memberikan kesempatan kepada anak buah untuk berprakarsa dan berparisipasi dalam pengambilan keputusan, dan gaya pengawasan yang berorientasi kepada faktor yang dapat mengembangkan orang-orang disekitarnnya.
Sifat Kepemimpinan yang Efektif
Sifat kepemimpinan yang efektif menurut Keith Davis adalah:
- Intelegensi yang tinggi (Intellegence)
- Kematangan jiwa social (Social Maturity)
- Motivasi terhadap diri dan hasil (Inner Motivation and Achievement Drives)
- Menjalin hubungan kerja manusiawi (Human Relation Attitudes)
Menurut Ki Hajar Dewantara, sifat kepemimpinan meliputi 3 hal yaitu:
- Ing Ngarso Sung Tulodho (pemimpin dimuka harus memberi teladan)
- Ing Madyo Mangun Karso (pemimpin ditengah harus membangun prakarsa)
- Tut Wuri Handayani (pemimpin mengikuti mendorong dari belakang)
Fungsi Kepemimpinan yang Efektif
- Membantu mencapai sasaran organisasi
- Menggerakan anggota menuju sasaran tersebut
- Mewujudkan interaksi dan keterikatan antar individu
- Memelihara kekuatan dan kohesi anggota
Tantangan yang dihadapi
Dalam prosesnya berbagai tantangan harus dihadapi, salah satunya adalah krisis kepemimpinan. Krisis kepemimpinan ini disebabkan karena makin langkanya kepedulian pada kepentingan orang banyak. Sekurang-kurangnya terlihat ada tiga masalah mendasar yang menandai kekurangan ini. Pertama adanya krisis komitmen. Kebanyakan orang tidak merasa mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk memikirkan dan mencari pemecahan masalah bersama, masalah harmoni dalam kehidupan dan masalah kemajuan dalam kebersamaan. Kedua, adanya krisis kredibilitas. Sangat sulit mencari pemimpin atau kader pemimpin yang mampu menegakkan kredibilitas tanggung jawab. Kredibilitas itu dapat diukur misalnya dengan kemampuan untuk menegakkan ketika memikul amanah, setia pada kesepakatan dan janji, bersikap teguh dalam pendirian, jujur dalam memikul tugas dan tanggung jawab yang dibebankan padanya, kuat iman dalam menolak godaan dan peluang untuk menyimpang. Ketiga, masalah kebangsaan dan kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Saat ini tantangannya semakin kompleks dan rumit. Kepimpinan sekarang tidak cukup lagi hanya mengandalkan pada bakat atau keturunan. Kelihaian dalam memadukan beberapa gaya dan tipe kepemimpinan menjadi perlu untuk disesuaikan dengan situasi dan siapa yang dipimpin.
Cara Menumbuhkan Pemimpin yang Efektif
Perlu proses dalam menumbuhkan pemimpin yang efektif, dapat diibaratkan dengan bercocok tanam. Delapan prinsip pengembangan yang efektif antara lain:
- Pilihlah benih yang bagus. ”pilihlah orang dengan potensi alamiah untuk bisa memainkan peran pemimpin”
- Siapkan tanahnya. “periksa kultur perusahaan anda apakah kultur ini menumbuhkan atau memandulkan tumbuhnya kepemimpinan” kejujuran, keadilan, dan ketidakcurangan.
- Perkaya tanahnya dengan pupuk dan air.”pastikan matahari yang membawa nilai-nilai baik: integritas”
- Rotasikan tanaman. “berikan kepada pemimpin beragam tantangan dan kesempatan”
- Biarkan ladang tanpa tanaman: tidak semua pohon dapat berbuah setiap tahun. “berikan waktu kepada para pemimpin untuk berpikir, merenung dan menyelesaikan masalah mereka”
- Lihat baik-baik dimana pohon akan tumbuh subur. “seorang pemimpin yang sanggup berjuang dalam satu bidang atau sektor mungkin juga dapat sukses dalam bidang atau sektor lain ”
- Buanglah bagian-bagian pohon yang mati. Sederhanakan pohon hingga tersisa batang saja. “buanglah praktek-praktek dan ide-ide yang tidak memberikan hasil”
- Biarkan akarnya tumbuh jauh kedalam tanah. ”air inspirasi terletak jauh dibawah tanah” prinsip paling penting dalam pengembangan kepemimpinan adalah jangan pernah mengangkat seseorang yang tidak mempunyai pelatihan atau persiapan yang sesuai.
Kepemimpinan yang Didasarkan Pada Kerendahan Hati
Dari sekian banyak teori dan ulasan tentang kepemimpinan diatas, pada akhirnya kepemimpinan adalah sebuah keputusan dan lebih merupakan hasil dari proses perubahan karakter atau tranformasi internal dalam diri seseorang. Kepemimpinan bukanlah jabatan atau gelar, melainkan sebuah kelahiran dari proses panjang perubahan dalam diri seseorang. Ketika seseorang menemukan visi dan misi hidupnya, ketika terjadi kedamaian dalam diri (inner peace) dan membentuk bangunan karakter yang kokoh, ketika setiap ucapan dan tindakannya mulai memberikan pengaruh kepada lingkungannya, dan ketika keberadaannya mendorong perubahan dalam organisasinya, pada saat itulah seseorang lahir menjadi pemimpin sejati. Jadi pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal (leadership from the inside out).
Sering kali seorang pemimpin sejati tidak diketahui keberadaannya oleh mereka yang dipimpinnya. Bahkan ketika misi atau tugas terselesaikan, maka seluruh anggota tim akan mengatakan bahwa merekalah yang melakukannya sendiri. Pemimpin sejati adalah seorang pemberi semangat (encourager), motivator, inspirator, dan maximizer. Konsep pemikiran seperti ini adalah sesuatu yang baru dan mungkin tidak bisa diterima oleh para pemimpin konvensional yang justru mengharapkan penghormatan dan pujian (honor & praise) dari mereka yang dipimpinnya. Kepemimpinan sejati adalah kepemimpinan yang didasarkan pada kerendahan hati.
Materi ini dibawakan oleh Sales Departement dari SMS Perkasa saat Kaizen Day lho! Semoga ulasan diatas dapat Anda pahami untuk lebih mengenal diri dan maupun orang-orang disekitar. Semoga Bermanfaat!