JIS VS GBK Mana Yang Lebih Baik?

jis vs gbk

Kalau kita ngomongin soal acara super besar di Jakarta, entah itu pertandingan bola yang bikin jantung copot atau konser musik skala dunia, dua nama ini pasti langsung terlintas di kepala: GBK dan JIS. Satunya adalah sang legenda yang penuh sejarah , satunya lagi adalah monster modern yang super canggih. JIS vs GBK Keduanya sama-sama megah, sama-sama jadi kebanggaan. Tapi, perdebatan “mana yang lebih baik?” selalu seru untuk dibahas. Nah, daripada cuma berdebat kusir, mari kita bedah tuntas keduanya, dari ukuran, biaya, arsitektur, sampai drama di baliknya. Siap?

Perbandingan Luas Wilayah & Kapasitas Penonton JIS Vs GBK

Luas Area

GBK
GBK
Sumber foto : Pinterest.com

Stadion Gelora Bung Karno (GBK):

Coba bayangkan, GBK ini bukan cuma stadion, tapi sebuah “kota olahraga”. Luas total kompleksnya mencapai 279,1 hektar! Ini bukan cuma angka, di dalamnya benar-benar lengkap, ada stadion utama, lapangan tenis, kolam renang, hingga arena basket. Konsepnya memang dirancang sebagai pusat olahraga dan kebugaran yang terintegrasi. Untuk stadion utamanya sendiri, kapasitasnya bisa menampung 77.193 orang.

JIS
JIS
Sumber Foto: Pinterest.com

Stadion Jakarta International Stadium (JIS):

JIS mengambil pendekatan berbeda. Fokus utamanya adalah stadion super kolosal dengan kapasitas sedikit lebih besar dari GBK, yaitu 82.000 penonton dengan format all-seater (semua dapat kursi tunggal). Desainnya juga canggih, tribunnya sengaja dibuat tiga tingkat dan curam agar visibilitas penonton tetap optimal dari sudut manapun. Uniknya, untuk konser musik, kapasitas JIS bisa melar hingga mendekati 100.000 orang dengan memanfaatkan area lapangan sebagai zona festival berdiri. Kecanggihan ini didukung oleh dua teknologi fundamental: atap buka-tutup (retractable roof) pertama di Indonesia yang memungkinkan acara berlangsung dalam segala cuaca, serta lapangan rumput hibrida berstandar FIFA yang dapat dilindungi dan dipulihkan dengan cepat pasca-acara. Kombinasi kapasitas raksasa dan teknologi adaptif inilah yang menjadikan JIS bukan hanya sebuah stadion sepak bola, melainkan sebuah destinasi hiburan dan gaya hidup modern yang serbaguna bagi Jakarta dan Indonesia.

Lama Berdiri

GBK: Sebagai ikon sejarah, Ini adalah monumen hidup kebanggaan nasional. Usianya sudah mencapai 63 tahun di 2025, karena dibangun untuk perhelatan akbar Asian Games 1962. Ia adalah saksi bisu berbagai momen bersejarah bangsa.

JIS: Sebagai anak baru, JIS baru diresmikan pada April 2022, usianya baru sekitar 3 tahun di 2025. Keberadaannya adalah jawaban atas kebutuhan zaman akan stadion bertaraf internasional yang bisa mengakomodasi acara-acara raksasa, mulai dari pertandingan sepak bola hingga konser musik modern.

Kapasitas

GBK: Dengan kapasitas 77.193 orang, GBK telah menjadi saksi berbagai acara penting dan momen bersejarah dalam olahraga dan hiburan di Indonesia. Kapasitas ini menegaskan GBK sebagai tempat yang ideal untuk event skala besar.

JIS: Memiliki kapasitas sedikit lebih besar, yaitu 82.000 orang, JIS dirancang untuk memenuhi kebutuhan acara modern yang memerlukan kapasitas besar, baik untuk pertandingan olahraga maupun konser musik skala internasional. Untuk informasi lengkap, Anda dapat menonton video mengenai JIS VS GBK di bawah ini.

Alasan Dibuat dan Biaya Antara JIS Vs GBK

GBK: Dibangun dengan biaya awal sekitar US$ 12,5 juta. Angka yang luar biasa besar pada tahun 1960-an. Tentu, biaya ini belum termasuk dana renovasi dan pemeliharaan yang sudah tak terhitung jumlahnya selama puluhan tahun agar tetap relevan.

JIS:

Proyek ini adalah investasi raksasa di era modern. Total biayanya mencapai Rp 3,6 triliun dari Pemerintah Pusat ditambah Rp 900 miliar dari dana Pemprov DKI. Biaya super besar ini diinvestasikan pada teknologi, kenyamanan, dan inovasi.

Baca Juga: Fantastis! Fakta-fakta Pembangunan Gelora Bung Karno

Arsitektur yang Jadi Acuan JIS Vs GBK

  • GBK: Mengusung arsitektur modernis dengan sentuhan simbolisme nasional. Renovasi terbarunya pun sangat hati-hati, tujuannya memodernisasi fasilitas tanpa harus menghilangkan ciri khas desain aslinya yang ikonik.
  • JIS: DNA-nya adalah modernitas dan teknologi canggih. Ini bukan cuma omongan, buktinya ada pada: Atap buka-tutup (retractable roof) pertama di Indonesia, jadi acara bisa jalan terus dalam segala cuaca. Fasilitas yang dirancang ramah lingkungan. Lapangan rumput hibrida berstandar FIFA yang bisa cepat pulih setelah dipakai konser.

Kontroversi Pembangunan

Pembangunan JIS
Pembangunan JIS

Tidak ada proyek raksasa yang bebas dari drama.

  • JIS: Menghadapi tantangan berat dalam pembebasan lahan dan pemenuhan standar lingkungan. Kontroversinya pun cukup panas, terutama terkait isu pembebasan lahan, dampak lingkungan, dan kekhawatiran adanya penggusuran penduduk lokal.
  • GBK: Tantangannya berbeda. Perjuangannya adalah mempertahankan karakter asli bangunan sambil terus menambahkan fasilitas modern. Kontroversi yang mengitarinya lebih sering soal isu renovasi, peningkatan biaya pemeliharaan, dan bagaimana pengelolaan ruang publiknya

Kesimpulan

Setelah membedah semuanya, jelas bahwa membandingkan JIS dan GBK itu seperti membandingkan apel dan jeruk. Keduanya punya kelebihan dan pesonanya masing-masing. GBK adalah tentang sejarah, kebanggaan nasional, dan sebuah kompleks olahraga legendaris yang sudah mendarah daging di hati masyarakat Indonesia. JIS adalah simbol kemajuan, sebuah jawaban atas kebutuhan zaman akan stadion multifungsi yang super modern, canggih, dan berani menatap masa depan. Tidak ada jawaban benar atau salah soal mana yang lebih baik. Keduanya adalah ikon Jakarta, ikon Indonesia. Yang satu adalah warisan berharga, yang satu lagi adalah harapan baru.

Selain itu tak kalah penting, penggunaan material seperti wiremesh dan pemilihan ukuran besi hollow yang tepat telah menjadi kunci dalam menghadirkan dua ikon yang tidak hanya kuat secara struktural tetapi juga estetis memukau. Dengan demikian, kedua stadion ini tidak hanya menjadi pusat olahraga dan hiburan tetapi juga simbol kemajuan teknologi konstruksi di Indonesia, menandai langkah baru dalam desain dan pembangunan infrastruktur olahraga yang berkelanjutan dan inovatif.

Bagikan sekarang