Harga Baja Impor Cina Lebih Murah, Kok Bisa?
Pernahkah terlintas di pikiran Anda, kenapa harga besi baja impor Cina lebih murah? Kekhawatiran soal harga baja impor Cina yang akan menjegal pasar baja lokal Indonesia sesungguhnya sudah terjadi semenjak bertahun-tahun yang lalu. Kenyataannya, itulah yang sedang kita hadapi sekarang. Harga baja impor Cina berada jauh dibawah harga baja yang bisa diproduksi oleh pasar lokal. Seberapa jauh beda harga tersebut? Tidak main-main, harga baja impor Cina bisa mencapai 28% lebih murah dibanding harga baja domestik. Apa sesungguhnya faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya harga baja impor Cina dibandingkan dengan harga baja lokalan?
Cina sebagai Produsen Baja Nomor Satu di Dunia
Eh sudah tau belum kalau Cina adalah produsen baja nomor satu di dunia? Sebanyak lebih dari 50% produksi baja di dunia memang berasal dari Cina. Tahun 2018, produksi baja Cina mencapai 928.3 juta ton, lebih dari setengah produksi baja dunia yang secara keseluruhan berada di angka 1808.6% mengalahkan negara-negara penghasil baja lainnya. Banyaknya pasokan baja yang melimpah ini, tentunya menjadi peluang bagi Cina untuk memasarkan produknya ke berbagai negara. Hal ini juga dipicu oleh permintaan produk baja di dalam Cina yang hanya berkisar di angka 400-500 juta ton per tahunnya. Sehingga setengah dari produksinya di ekspor ke banyak negara, khususnya di Asia Tenggara yang ikut kebanjiran produk baja impor Cina.
Membangun Kekaisaran Baja Melalui Tax Rebate Pemerintah Cina
Tax rebate atau tax refund merupakan pengembalian pajak ketika kewajiban pajak ternyata lebih rendah daripada pajak yang telah dibayarkan. Kebijakan pemerintah negara mengenai tax rebate ini kadang bisa berubah-ubah tergantung dari pergerakan ekonomi negara tersebut. Dalam hal ini, pemerintah Cina sendiri memberlakukan tax rebate atau reduksi pajak terhadap komoditas baja ekspor dengan jenis baja paduan (alloy) sebesar 13-15%. Dengan adanya tax rebate ini, tentu saja ekspor baja Cina makin gempar dan harganya pun bisa semakin rendah.
Dilema Pemerintah: Bea Masuk 0% Untuk Baja Paduan (Alloy)
Jika pemerintah Cina ringan tangan memberikan tax rebate, pemerintah Indonesia justru sedang mengalami dilema. Kok begitu? Baja berjenis paduan (alloy) yang telah mendapatkan tax rebate dari pemerintah Cina itu, masuk ke Indonesia dengan biaya bea masuk sebesar 0% alias cuma-cuma. Kok bisa? Sayangnya di Indonesia, baja paduan (alloy) ini merupakan jenis baja yang belum bisa kita produksi sendiri. Sehingga baja ini mendapat bea masuk sebesar 0 persen. Baja paduan ini biasanya digunakan untuk komponen alat berat, rel kereta api, atau konstruksi besar seperti pembangunan jembatan. Nah, serbuan baja impor Cina yang membanjiri pasar baja Indonesia memberikan banyak kerugian serta defisit bagi produsen baja nasional karena harga baja domestik terpukul habis. Namun di lain sisi, baja-baja paduan itu memang belum dapat diproduksi sendiri. Jadi sudah bisa dibayangkan dilema pemerintah saat ini?
Dampak Perang Dagang AS dan Cina
Meski di bulan Maret ini perang dagang antara AS dan Cina tampak mereda, namun efeknya masih terasa di Indonesia. Mau tahu alasannya? Ekspor besi Cina yang biasanya didistribusikan ke pasar AS yang cukup besar, kini harus terhambat karena Presiden Trump memberlakukan tarif impor sebesar lebih dari $USD200 miliar lagi untuk komoditas-komoditas yang berasal dari Cina. Komoditas-komoditas Cina ini termasuk diantaranya adalah baja dan aluminium. Melihat hal ini, tentunya pemerintah Cina harus membuka akses ke pasar baru untuk mengekspor baja mereka. Pasar ASEAN adalah salah satunya, dengan Indonesia sebagai sasaran utamanya sehubungan dengan gencarnya pembangunan infrastruktur di Indonesia. Selain pengalihan target pasar, perang dagang As-Cina ini juga turut andil dalam tidak stabilnya harga baja dunia.
Bebasnya Pasar Bebas Asia dan ASEAN
Meski perdagangan bebas antara Cina-ASEAN dan kerjasama dagang antara Cina-Indonesia memudahkan Indonesia dalam ekspor non-migas ke Cina, namun ada juga dampak negatif dari kerjasama ini. Selain pasar baja domestik kebanjiran baja impor Cina, harganya pun juga sangat murah sehingga mengalahkan harga baja domestik. Lebih parahnya lagi, baja impor Cina ini tak hanya menyerbu pasar Indonesia secara langsung, namun juga melalui Vietnam. Di Asia Tenggara sendiri, Vietnam didapuk menjadi negara produsen baja nomor satu. Baja-baja impor dari Vietnam ternyata tidak semuanya made in Vietnam lho. Beberapa diantaranya merupakan baja Cina yang diangkut lewat jalur darat ke Vietnam, untuk kemudian dikirim melalui kapal ke Indonesia sebagai baja ekspor dari Vietnam. Sehingga perdagangan ini berada dalam lingkup perdagangan bebas di kawasan ASEAN. Walhasil, baja Cina banyak di ekspor ke negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Nah, faktor-faktor di atas merupakan analisa dan pendapat kami mengapa harga baja impor Cina bisa sangat murah dan memukul harga baja domestik. Selain itu, adanya ketidakmampuan produksi dalam negeri untuk memasok permintaan baja dalam negeri juga menjadi salah satu alasannya. Dari total sekitar 14 juta ton kebutuhan baja Indonesia dalam setahun, Indonesia hanya mampu memenuhi kebutuhan baja sebesar 5,5 ton.
Gimana? Sudah cukup tercerahkan?
SMS Perkasa menyediakan besi baja berkualitas SNI dengan banyak jenis dan berbagai ukuran. Cek katalog kami disini, atau hubungi sales kami untuk informasi harga besi baja yang Anda butuhkan.
Photo by Kevin Frayer/Getty Images