Besi Kolom | Jenis, Spek SNI, dan Cara Hitung

Besi Kolom

Mengapa beberapa bangunan baru bisa retak atau bahkan roboh saat terjadi guncangan ringan, sementara yang lain bertahan puluhan tahun? Jawabannya seringkali terletak pada komponen yang tak terlihat: integritas strukturnya. Banyak yang mengira “kolom” hanyalah tiang beton. Mereka mengabaikan pentingnya rangkaian di dalamnya. Memilih besi kolom yang salah baik salah ukuran, salah jenis, atau salah pemasangan bukan hanya pemborosan anggaran, tapi mempertaruhkan nyawa. Memahami perbedaan antara tulangan utama, sengkang, kolom praktis, dan kolom utama adalah fondasi dari konstruksi yang aman.

Artikel ini adalah panduan definitif Anda untuk memahami seluk beluk besi kolom. Kami akan membedah segalanya, mulai dari fungsi dasarnya, jenis-jenisnya, cara membaca spesifikasi SNI yang teknis, hingga panduan langkah demi langkah untuk menghitung kebutuhannya untuk proyek Anda.

Apa Itu Besi Kolom dan Mengapa Vital untuk Bangunan?

Secara sederhana, kolom adalah elemen struktur vertikal (tiang) dalam sebuah bangunan. Fungsinya adalah menerima beban dari balok, pelat lantai, dan atap, lalu menyalurkannya secara aman ke pondasi dan tanah di bawahnya.

Sementara itu, besi kolom (atau tulangan kolom) adalah rangkaian besi baja yang ditanam di dalam kolom beton tersebut. Ini adalah “tulang” dari kolom, yang memberikan kekuatan dan ketahanan.

Pentingnya besi kolom terletak pada sifat komposit dari beton bertulang. Beton sendiri memiliki kekuatan tekan (compression) yang sangat tinggi, namun sangat lemah dalam menahan gaya tarik (tension). Ketika bangunan mengalami guncangan (seperti gempa) atau beban berat, akan timbul gaya tarik dan lentur. Di sinilah besi kolom mengambil alih. Baja tulangan memberikan daktilitas (kelenturan) dan kekuatan tarik yang esensial, sehingga kolom tidak patah atau hancur secara getas.

Fungsi utama dari besi kolom dirangkum sebagai berikut:

  • Menopang beban vertikal (beban gravitasi dari bangunan itu sendiri dan isinya).
  • Menahan gaya lateral atau horizontal (seperti tekanan angin kencang atau guncangan gempa bumi).
  • Mencegah keruntuhan struktur secara tiba-tiba dan rapuh (brittle failure), memberikan waktu bagi penghuni untuk evakuasi saat terjadi kondisi ekstrem.

Memahami Anatomi Besi Kolom Anda: Tulangan Utama vs. Sengkang

Sebuah rangkaian besi kolom terdiri dari dua komponen utama yang memiliki fungsi berbeda namun saling bergantung:

Poin 1: Tulangan Utama (Besi Pokok / Longitudinal Rebar)

  • Definisi: Ini adalah batang-batang besi vertikal yang memanjang setinggi kolom.
  • Fungsi: Bertanggung jawab menahan sebagian besar beban tekan (bersama beton) dan yang paling penting, menahan semua gaya lentur yang timbul.
  • Spesifikasi Umum: Untuk memberikan daya lekat maksimal dengan beton, tulangan utama hampir selalu menggunakan besi ulir/sirip (BjTS). Untuk proyek rumah tinggal, ukuran yang umum digunakan adalah diameter 10 mm, 12 mm, atau 16 mm, tergantung pada desain beban bangunan.

Poin 2: Tulangan Sengkang (Besi Begel / Transversal Rebar)

  • Definisi: Ini adalah cincin-cincin besi (biasanya menggunakan besi polos/BjTP) yang mengikat tulangan utama secara horizontal pada jarak tertentu di sepanjang kolom.
  • Penempatan Internal Link: Tulangan sengkang, yang sering juga disebut sebagai besi begel, memiliki peran yang sangat kritis dalam struktur kolom.
  • Fungsi Kritis: Meskipun ukurannya lebih kecil, fungsi sengkang sangat vital untuk mencegah kegagalan struktur yang mendadak:
    1. Menahan Gaya Geser: Mencegah kolom “patah” secara diagonal akibat gaya geser, terutama di dekat sambungan balok-kolom.
    2. Mencegah Tekuk (Buckling): Ini adalah fungsi terpentingnya. Sengkang menjaga agar tulangan utama yang vertikal tidak “mekar” atau melengkung ke luar (mengalami buckling) saat menerima beban tekan yang berat. Kegagalan buckling adalah salah satu penyebab utama keruntuhan kolom saat gempa.
    3. Mengekang Inti Beton (Confinement): Sengkang “memegang” inti beton di dalam kolom agar tetap utuh dan tidak hancur berhamburan saat menerima tekanan ekstrem, sehingga kolom tetap memiliki kekuatan sisa.

Perbedaan Kolom Utama dan Besi Kolom Praktis

Dalam konstruksi bangunan, terutama rumah tinggal, audiens sering bingung antara dua jenis kolom: utama dan praktis.

1: Kolom Utama (Main Column) – Sang Penopang Struktur

  • Definisi: Ini adalah pilar struktur primer (utama) yang dirancang secara teknis untuk menopang beban berat bangunan, seperti atap, pelat lantai atas, dan beban hidup di atasnya.
  • Fungsi: Menjamin stabilitas dan integritas keseluruhan struktur bangunan.
  • Spesifikasi Umum: Kolom utama memiliki dimensi yang lebih besar (misalnya 20×20 cm atau lebih) dan menggunakan tulangan utama yang lebih banyak dan lebih besar (misalnya 8 buah besi diameter 12 mm). Sengkang yang digunakan juga lebih rapat (misalnya diameter 8 mm dengan jarak 10 cm) untuk menahan beban yang lebih tinggi.

2: Kolom Praktis (Practical Column) – Sang Pengikat Dinding

  • Definisi: Ini adalah elemen struktural sekunder (pembantu) yang dipasang di dalam pasangan dinding, biasanya pada area dinding yang luas.
  • Fungsi: Penting untuk dipahami bahwa kolom praktis bukan untuk menopang beban atap atau lantai. Fungsi utamanya adalah sebagai rangka pengaku yang membatasi panjang dinding (biasanya dipasang setiap 3-4 meter). Ini mencegah dinding retak atau roboh (terutama saat gempa) dengan cara mengikatnya ke balok di atas dan sloof di bawah.
  • Spesifikasi Umum: Ukurannya lebih kecil (misalnya 12×12 cm atau 15×15 cm) dan menggunakan tulangan utama lebih sedikit (misalnya 4 buah besi diameter 10 mm) dengan sengkang berjarak lebih renggang (misalnya diameter 8 mm dengan jarak 15-20 cm).

3: Wawasan Tren Pasar: “Besi Kolom Praktis” Pabrikan vs. Rakit Konvensional

Saat ini, istilah besi kolom praktis juga merujuk pada metode pengadaannya. Ini menandakan pergeseran tren di pasar konstruksi.

  1. Rakit Konvensional: Metode tradisional di mana pekerja merakit tulangan utama (misal D10) dan sengkang (misal D8) satu per satu di lokasi proyek menggunakan ikatan kawat bendrat.
  2. Pabrikan (Jadi / Precast): Produk ini dijual dalam bentuk rangkaian kolom praktis yang sudah jadi (biasanya panjang 3-4 meter).

Perbandingan keunggulannya adalah:

  • Kecepatan: Pemasangan kolom praktis pabrikan jauh lebih cepat dan efisien, sangat cocok untuk proyek perumahan atau gudang yang membutuhkan kecepatan.
  • Kualitas: Produk pabrikan menggunakan electrical resistance welding (las listrik) untuk menyambung sengkang ke tulangan utama. Sambungan las ini jauh lebih kokoh, presisi, dan konsisten secara struktural dibandingkan dengan ikatan kawat bendrat manual yang sangat bergantung pada keterampilan pekerja.

Perbandingan Kolom Utama vs. Kolom Praktis

Berikut adalah rangkuman perbedaan kunci berdasarkan data:

  • Fungsi Utama: Kolom Utama bertugas menopang beban struktur (atap, lantai), sedangkan Kolom Praktis berfungsi mengikat dan memperkaku dinding.
  • Penempatan: Kolom Utama ditempatkan antar balok (jarak 3-4m) dan terlihat/menonjol. Kolom Praktis ditempatkan di dalam dinding (jarak 3-4m) dan tersembunyi.
  • Ukuran Tipikal: Kolom Utama berukuran 20×20 cm atau lebih besar, sementara Kolom Praktis lebih kecil, sekitar 12×12 cm atau 15×15 cm.
  • Contoh Tulangan Utama: Kolom Utama mungkin menggunakan 8 buah D12 (diameter 12 mm), sedangkan Kolom Praktis menggunakan 4 buah D10 (diameter 10 mm).
  • Contoh Tulangan Sengkang: Sengkang Kolom Utama lebih rapat (misal D8 @ 10 cm), sementara Kolom Praktis lebih renggang (misal D8 @ 15 cm).

Panduan Teknis: Membaca Spesifikasi Besi Kolom Sesuai SNI

Bagian ini bersifat lebih formal dan teknis, ditujukan untuk procurement, kontraktor, dan mahasiswa teknik sipil yang perlu memverifikasi material.

1: Mengapa Harus SNI? Bahaya “Besi Banci”

Kepatuhan terhadap SNI (Standar Nasional Indonesia) bukanlah formalitas, melainkan jaminan legal atas sifat mekanis (kekuatan, kelenturan, batas ulur) dari baja tersebut.

Istilah “Besi Banci” (Non-SNI) merujuk pada besi tulangan yang:

  • Ukurannya dikurangi (toleransi minus yang ekstrem, misal D10 dijual sebagai D12).
  • Dibuat dari material scrap (besi tua) berkualitas rendah.
  • Tidak memiliki sifat mekanis yang teruji.

Menggunakan besi non-SNI adalah risiko struktural yang fatal. Besi tersebut mungkin akan patah atau gagal berfungsi jauh sebelum mencapai beban desainnya, terutama saat gempa.

2: Membedah Kode Baja: BjTP vs. BjTS (SNI 2052:2017)

SNI 2052:2017 adalah standar produk untuk Baja Tulangan Beton. Standar ini mengkategorikan dua jenis utama:

  • BjTP (Baja Tulangan Polos): Memiliki penampang bundar dan permukaan rata (polos). Karena daya lekatnya standar, ia lebih umum digunakan untuk aplikasi yang tidak membutuhkan grip tinggi, seperti tulangan sengkang/begel. Grade umum yang dikenal adalah BjTP 280 (sebelumnya dikenal sebagai BjTP 24).
  • BjTS (Baja Tulangan Sirip/Ulir): Memiliki permukaan yang dilengkapi sirip (ulir) melintang dan memanjang. Sirip ini berfungsi kritis untuk meningkatkan daya lekat (grip) secara mekanis antara baja dan beton. Ini memastikan keduanya bekerja sebagai satu kesatuan komposit yang solid. Oleh karena itu, BjTS wajib digunakan untuk tulangan utama (pokok).
  • Penempatan Internal Link: Saat memilih tulangan utama, BjTS adalah standar industri. Pilihan grade (kekuatan) ini akan memengaruhi harga besi beton total proyek Anda, namun krusial untuk keamanan jangka panjang.
  • Grade Umum: Grade yang paling umum di pasaran adalah BjTS 420 (setara BjTS 40) dan BjTS 520 (setara BjTS 50).
besi beton sni

3: Standar Desain Struktur (SNI 2847:2013)

Ini adalah standar yang berbeda, yaitu standar desain (cara merancang struktur beton), bukan standar produk. Salah satu poin krusial dalam SNI ini adalah persyaratan “Pelindung Beton” (atau selimut beton).

Selimut beton adalah jarak minimal antara besi tulangan terluar dengan permukaan beton. Tujuannya adalah untuk melindungi besi tulangan dari elemen luar. Jika selimut beton terlalu tipis (kesalahan pemasangan), air dan kelembaban dari udara dapat merembes masuk, menyebabkan besi korosi (berkarat). Besi yang berkarat akan mengembang, memecahkan beton, dan kehilangan kekuatan tariknya.

Perbedaan Grade Baja Tulangan (BjTP vs. BjTS) menurut SNI

Berikut adalah referensi cepat bagi audiens teknis untuk memverifikasi spesifikasi material berdasarkan sifat mekanisnya.

  • BjTP 280 (Polos): Memiliki batas ulur minimum 280 N/mm² (setara 24 kgf/mm²), kuat tarik minimum 440 N/mm² (setara 45 kgf/mm²), dan penandaan warna Hitam.
  • BjTS 420 (Ulir): Memiliki batas ulur minimum 420 N/mm² (setara 40 kgf/mm²), kuat tarik minimum 570 N/mm² (setara 57 kgf/mm²), dan penandaan warna Kuning.
  • BjTS 520 (Ulir): Memiliki batas ulur minimum 520 N/mm² (setara 50 kgf/mm²), kuat tarik minimum 630 N/mm² (setara 63 kgf/mm²), dan penandaan warna Hijau.

Langkah-Langkah: Cara Menghitung Kebutuhan Besi Kolom (Rumus & Contoh)

Bagian ini adalah panduan praktis yang menargetkan search intent untuk cara menghitung kebutuhan besi kolom, cocok untuk pemilik rumah atau kontraktor pemula.

1: Data yang Anda Perlukan (Studi Kasus)

Kita akan menggunakan studi kasus perhitungan untuk 1 (satu) unit kolom berdasarkan data umum:

  • Tinggi Kolom: 3,5 meter
  • Ukuran Kolom: 20×20 cm
  • Tulangan Utama (Pokok): 4 buah D10 (Diameter 10 mm)
  • Tulangan Sengkang (Begel): D8 (Diameter 8 mm)
  • Jarak Sengkang: 15 cm (atau 0,15 meter)
  • Panjang Besi di Pasaran (SNI): 12 meter

2: Langkah 1 – Menghitung Kebutuhan Tulangan Utama (D10)

  1. Hitung Panjang Total Besi Utama:
    • Rumus: (Tinggi Kolom) x (Jumlah Batang Utama)
    • Perhitungan: 3,5 m x 4 batang = 14 meter
  2. Hitung Jumlah Batang (yang Harus Dibeli):
    • Rumus: (Panjang Total) / (Panjang 1 Batang di Pasaran)
    • Perhitungan: 14 m / 12 m = 1,167 batang
    • Hasil: Dibulatkan ke atas menjadi 2 Batang D10.
  3. Penempatan Internal Link: Dalam contoh ini, kita membutuhkan 2 batang D10. Mengetahui harga besi 10 panjang 12 meter yang fluktuatif sangat penting untuk menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB) Anda secara akurat.

3: Langkah 2 – Menghitung Kebutuhan Sengkang (D8)

  1. Hitung Jumlah Sengkang yang Dibutuhkan:
    • Rumus: (Tinggi Kolom) / (Jarak Sengkang)
    • Perhitungan: 3,5 m / 0,15 m = 23,33 buah
    • Hasil: Dibulatkan (bisa 23 atau 24) menjadi 23 Buah Sengkang.
  2. Hitung Panjang Besi untuk 1 Sengkang:
    • Asumsi: Kolom 20×20 cm. Selimut beton (jarak dari tepi beton ke besi) kita asumsikan 2 cm di setiap sisi.
    • Maka, sisi sengkang = 20 cm – 2 cm (kiri) – 2 cm (kanan) = 16 cm.
    • Rumus: (Keliling Sengkang) + (Panjang Tekukan/Kait)
    • Perhitungan: (16+16+16+16) cm + (Tekukan 6 cm) = 70 cm = 0,7 meter.
  3. Hitung Panjang Total Besi Sengkang:
    • Rumus: (Jumlah Sengkang) x (Panjang 1 Sengkang)
    • Perhitungan: 23 buah x 0,7 m = 16,1 meter.
  4. Hitung Jumlah Batang (yang Harus Dibeli):
    • Rumus: (Panjang Total Sengkang) / 12 m
    • Perhitungan: 16,1 m / 12 m = 1,342 batang
    • Hasil: Dibulatkan ke atas menjadi 2 Batang D8.

4: Wawasan (Procurement) – Menghitung Berat Total (Tonase)

Perhitungan di atas (per batang) cocok untuk pembelian eceran. Namun, untuk proyek skala besar, procurement dan kontraktor menghitung kebutuhan berdasarkan Berat (Kg atau Tonase) untuk RAB.

  • Rumus Berat Total: (Total Panjang Meter Lari) x (Berat per Meter).

Untuk ini, kita membutuhkan tabel berat standar SNI.

Berat Besi Beton (kg/m) Sesuai SNI

Berikut adalah data berat besi beton SNI per meter yang merupakan alat bantu kalkulasi krusial, berdasarkan data standar.

  • Diameter 6 mm: 0,222 kg/m
  • Diameter 8 mm: 0,395 kg/m
  • Diameter 10 mm: 0,617 kg/m
  • Diameter 12 mm: 0,888 kg/m
  • Diameter 16 mm: 1,578 kg/m

Aplikasi Contoh Studi Kasus (Menghitung Berat):

  • Kebutuhan D10: 14 meter (dari Langkah 1) x 0,617 kg/m = 8,64 kg.
  • Kebutuhan D8: 16,1 meter (dari Langkah 2) x 0,395 kg/m = 6,36 kg.

5 Kesalahan Umum dalam Memilih dan Memasang Besi Kolom

Berdasarkan pengalaman lapangan, berikut adalah kesalahan-kesalahan fatal yang sering terjadi dan harus dihindari:

  1. Salah Memilih Diameter (Ukuran)
    • Implikasi: Menggunakan diameter yang terlalu kecil dari yang disyaratkan desain akan mengurangi kekuatan kolom secara drastis (risiko roboh). Sebaliknya, menggunakan diameter terlalu besar adalah pemborosan anggaran yang signifikan.
    • Solusi: Selalu ikuti gambar desain struktural dari insinyur sipil Anda. Jangan mengubah spesifikasi di lapangan tanpa konsultasi.
  2. Penyimpanan yang Tidak Tepat (Korosi)
    • Implikasi: Besi yang disimpan langsung di atas tanah lembab atau dibiarkan terkena hujan akan cepat berkarat (korosi). Karat bukan hanya masalah estetika; ia menggerus diameter efektif besi dan mengurangi kekuatan lekatnya pada beton.
    • Solusi: Selalu simpan besi di tempat yang kering, diberi ganjalan (misal kayu) agar tidak menyentuh tanah, dan idealnya ditutup terpal.
  3. Jarak Sengkang/Begel Terlalu Jauh (Inkonsisten)
    • Implikasi: Ini adalah kesalahan lapangan paling umum untuk “menghemat” bahan atau waktu. Seperti dijelaskan sebelumnya, jarak sengkang yang terlalu renggang (misal seharusnya 10 cm, dibuat 20 cm) akan menyebabkan tulangan utama buckling (tekuk) saat terjadi gempa. Ini adalah penyebab kegagalan struktur yang rapuh dan mendadak.
    • Solusi: Lakukan pengawasan ketat saat fabrikasi, atau pertimbangkan menggunakan “Besi Kolom Praktis Pabrikan” yang jaraknya sudah presisi terjamin.
  4. Selimut Beton Terlalu Tipis (Penempatan Salah)
    • Implikasi: Saat memasang rangkaian besi di dalam bekisting (cetakan kolom), jika besi terlalu menempel ke dinding bekisting, selimut beton akan menjadi terlalu tipis. Ini menciptakan jalur bagi air dan kelembaban untuk masuk, menyebabkan korosi dini.
    • Solusi: Gunakan “tahu beton” (Concrete Spacer) secara konsisten untuk menjamin jarak selimut beton sesuai standar desain SNI.
  5. Mengabaikan Kontrol Kualitas (Tergiur Harga Murah/Banci)
    • Implikasi: Tergiur harga yang sangat murah dan membeli besi non-SNI (“banci”). Anda mungkin membayar untuk besi D12, namun mendapatkan kekuatan besi D10 atau lebih rendah.
    • Solusi: Selalu beli dari distributor besi baja terpercaya. Mintalah dokumen SPPT-SNI produk (Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI) yang masih berlaku, yang merupakan jaminan legal, bukan hanya Mill Sheet (sertifikat uji pabrik).

Investasi pada struktur bangunan adalah investasi jangka panjang untuk keamanan. Kita telah membahas bahwa besi kolom bukanlah sekadar batang baja, melainkan sebuah sistem komposit vital. Sistem ini terdiri dari tulangan utama (yang menahan lentur) dan tulangan sengkang (yang menahan geser dan mencegah tekuk).

Kita juga telah membedah perbedaan krusial antara kolom utama yang menopang struktur dan kolom praktis yang berfungsi sebagai pengikat dinding. Memahami cara membaca spesifikasi teknis SNI (seperti BjTP vs. BjTS) dan menghindari kesalahan umum seperti korosi atau jarak sengkang yang salah, adalah kunci untuk mendapatkan hasil akhir yang kokoh.

Memastikan kualitas dan pemasangan besi kolom yang tepat bukanlah biaya, melainkan investasi fundamental untuk keamanan, ketahanan, dan umur panjang bangunan Anda. Siap memulai proyek Anda? Lihat katalog Besi Beton SNI kami di sini untuk jaminan kualitas dan kekuatan.

besi beton
Bagikan sekarang