Besi Balok | Jenis dan Cara Hitung Kebutuhan Bangunan

Pernahkah Anda berdiri di toko bangunan, menatap tumpukan besi, dan merasa bingung saat tukang Anda meminta dibelikan “besi balok”? Apakah yang dimaksud adalah batangan baja besar berbentuk huruf “I” untuk gudang, atau besi tulangan kurus yang akan dirakit dalam cor beton rumah tinggal? Kebingungan ini sangat wajar. Di dunia konstruksi Indonesia, istilah besi balok memiliki makna ganda yang sering menjebak pemilik rumah pemula. Memilih jenis yang salah bukan hanya soal kerugian uang, tapi mempertaruhkan keamanan keluarga Anda. Ingat, struktur adalah bagian bangunan yang tidak bisa direvisi setelah tertutup semen.
Artikel ini hadir sebagai panduan terlengkap untuk Anda dari pemilik rumah hingga kontraktor pemula. Kita akan membedah jenis profil baja, membongkar rahasia “besi banci”, hingga praktik langsung cara menghitung kebutuhan besi kolom dan balok agar anggaran proyek Anda efisien.
Apa Itu Besi Balok? Meluruskan Salah Kaprah
Sebelum kita masuk ke harga dan hitungan, mari samakan persepsi. Istilah “besi balok” di lapangan merujuk pada dua material berbeda:
- Baja Profil (Structural Steel): Balok besi utuh yang sudah berbentuk (I, H, atau U) dari pabrik. Digunakan untuk konstruksi kering seperti gudang, pabrik, atau rumah industrial mezzanine.
- Besi Beton (Rebar): Besi tulangan yang dirakit untuk menjadi “tulang” di dalam balok beton (sloof, ring balk). Tanpa ini, beton akan patah saat ditarik atau diguncang gempa.
Jenis-Jenis Material Besi Balok
Profil Baja Konstruksi (Structural Steel)
Jika proyek Anda menggunakan rangka baja ekspos atau untuk menahan dak lantai (mezzanine), berikut adalah tiga profil utama yang wajib Anda kenali:
1. Wide Flange (WF): Raja Bentang Lebar
Profil Wide Flange atau WF adalah primadona untuk balok horizontal. Bentuknya menyerupai huruf “I” dengan sayap (flange) yang lebar. Secara fisika, desain ini sangat efisien menahan beban gravitasi dan lenturan tanpa menjadi terlalu berat.
Ukuran WF sangat variatif, mulai dari WF 150 untuk rumah tinggal hingga WF 600 untuk pabrik. Karena fluktuasi pasar, sangat penting untuk selalu mengecek update harga wf di distributor resmi agar RAB Anda tetap akurat.
2. H-Beam: Spesialis Tiang Kolom
Sering tertukar dengan WF, H-Beam memiliki dimensi unik di mana tinggi badan dan lebar sayapnya sama persis (Rasio 1:1, misal 150x150mm). Bentuk kotak sempurna ini membuatnya sangat stabil terhadap gaya tekuk dari segala arah.
Karena karakteristiknya yang super-stabil, besi h beam lebih sering digunakan sebagai kolom (tiang vertikal) pada gedung bertingkat atau jembatan, bukan sebagai balok melintang.
3. Besi UNP (Kanal U): Si Pendukung Vital
Sesuai namanya, profil ini berbentuk huruf “U”. Meskipun jarang dijadikan balok induk, besi unp memegang peran vital sebagai elemen sekunder. Anda akan menemukannya sebagai gording (dudukan atap), rangka anak tangga, atau bracing (pengaku) agar bangunan tidak bergoyang.
Besi Beton: Tulang Punggung Rumah Tinggal
Bagi Anda yang membangun rumah konvensional, fokus Anda adalah pada besi beton. Berdasarkan SNI 2052:2017, ada dua jenis yang harus Anda pahami:
- Besi Polos (BjTP): Permukaan licin. Saat ini SNI menyarankan penggunaannya hanya untuk sengkang/begel (pengikat), bukan tulangan utama.
- Besi Ulir/Sirip (BjTS): Permukaan bersirip seperti bambu. Wajib digunakan untuk tulangan utama balok dan kolom karena cengkeramannya yang kuat pada beton saat terjadi gempa.
Tapi tetap waspada “Besi Banci”
Ini adalah poin terpenting dalam artikel ini. “Besi Banci” adalah besi yang diameternya dikurangi (dicuri) dari standar toleransi SNI demi harga murah. Besi banci berlabel 10mm mungkin aslinya hanya berdiameter 8.5mm. Penurunan kecil ini bisa mengurangi kekuatan struktur hingga 20-30%!
Ciri-Ciri Besi Banci vs Full SNI:
- Diameter: Ukur dengan jangka sorong (sketmat). Toleransi SNI biasanya hanya 0.3 mm hingga 0.4 mm. Jika kurang dari itu, tolak!
- Marking: Besi SNI asli memiliki cetakan timbul (emboss) logo SNI, inisial pabrik, dan kode diameter (misal: SNI LS 10). Besi banci biasanya polos.
- Warna: Ujung penampang besi SNI wajib dicat warna sesuai kelasnya (misal: Merah untuk BjTS 420).
Cara Menghitung Kebutuhan Besi Kolom dan Balok
Mengetahui cara hitung manual akan menyelamatkan Anda dari potensi kecurangan atau pembengkakan biaya. Mari kita simulasikan perhitungan untuk sebuah Balok Sloof (Balok Bawah) sederhana.
Data Teknis:
- Panjang Balok: 6 meter.
- Tulangan Utama: 4 batang diameter 10mm (4 D10).
- Sengkang (Begel): Diameter 8mm, jarak pasang 15 cm (Ø8-150).
Langkah 1: Hitung Besi Utama (D10)
- Total panjang besi = Jumlah batang utama × Panjang balok
4 batang X 6 meter = 24 meter - Konversi ke batang (Pasar menjual panjang 12m):
24 m / 12 m per batang = 2 batang D10
Langkah 2: Hitung Besi Sengkang/Begel (Ø8)
- Jumlah Begel: (Panjang Balok ÷ Jarak Begel) + 1
(600 cm / 15 cm) + 1 = 41 buah begel - Panjang 1 Begel: Keliling tulangan + Tekukan kait. (Asumsi balok 15x20cm, selimut beton 2cm). Estimasi panjang potong per begel 0.7 meter
- Total Panjang Besi Begel:
41 buah X 0.7 m = 28.7 meter - Konversi ke batang:
28.7 m / 12 m = 2.39 bulatkan ke atas jadi 3 batang Ø8
Langkah 3: Konversi ke Berat (Kg) untuk RAB
Toko bangunan besar atau distributor sering menjual dalam satuan berat (kg) untuk akurasi.
- Berat D10 SNI = 0.617 kg/m
- Berat Ø8 SNI = 0.395 kg/m
- Total Berat: (Total Panjang Meter × Berat Jenis) + Waste Factor (5% untuk sisa potongan).
Tips Pro: Logistik dan Pembelian
Satu hal yang jarang dibahas artikel lain adalah transportasi.
- Masalah Panjang 12 Meter: Besi balok WF dan besi beton standar panjangnya 12 meter. Truk biasa (engkel) tidak bisa membawanya. Anda butuh truk Long Bed atau Trailer.
- Akses Jalan: Jika rumah Anda di gang sempit, truk panjang tidak akan masuk.
- Solusi: Minta pihak toko memotong besi di gudang menjadi ukuran 6 meter atau sesuai kebutuhan (pastikan Anda sudah punya cutting list yang akurat). Ini akan menghemat biaya sewa truk besar.
Memahami besi balok bukan hanya tugas kontraktor, tapi juga tanggung jawab Anda sebagai pemilik proyek. Baik Anda memilih profil baja WF untuk struktur modern maupun besi beton untuk hunian konvensional, kuncinya ada pada dua hal: Akurasi Hitungan dan Kepatuhan pada SNI.
Jangan tergiur harga miring “besi banci” yang mempertaruhkan nyawa. Selalu minta sertifikat (Mill Certificate) dan cek fisik material saat tiba di lokasi.
Siap membangun struktur yang kokoh? Jangan ambil risiko dengan material abal-abal. Konsultasikan kebutuhan Anda dengan tim ahli kami untuk mendapatkan penawaran besi SNI dengan jaminan presisi berat dan ukuran.

